MENJAGA KESEHATAN SEKSUAL REPRODUKSI DALAM PERSEPEKTIF AGAMA

 


MENJAGA KESEHATAN SEKSUAL REPRODUKSI DALAM PERSPEKTIF AGAMA

Oleh Nila khoirun nisa’

            Kesehatan perempuan sangat terkait dengan eksistensinya dalam keluarga dan masyarakat. Saat ini, pemenuhan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) pada perempuan mengalami kemunduran. Hal tersebut salah satunya ditandai dengan rumitnya mengajukan cuti haid. Ini menunjukan jika ada praktik sosial yang diskriminatif, khususnya pada perempuan dan remaja perempuan, yang menghalangi mereka mendapatkan hak pelayanan kesehatan reproduksi.

            Mengutip Istiatun, dari Solidaritas Perempuan Kinasih, HKSR tidak hanya menjamin setiap individu untuk dapat mengambil keputusan terkait aktivitas seksual dan reproduksi tanpa adanya diskriminasi, paksaan, dan kekerasan. HKSR juga menjamin setiap individu memperoleh akses informasi, pendidikan, dan layanan tentang kesehatan seksual dan reproduksi, serta hak atas kerahasiaan pribadi. Fungsi organ reproduksi yang berbeda antara laki-laki dan perempuan jelas membuat kewajiban dan hak yang berbeda juga. Namun pemenuhan HKSR ini sering dianggap tak sejalan dengan ajaran agama.

            Tidak bisa dipungkiri jika agama penting adanya dalam kehidupan masyarakat. Keberadaan agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan juga memegang peranan penting dalam pemenuhan spiritualitas seseorang. Secara tekstual, seluruh ajaran agama mengajarkan kesetaraan dan menghindari diskriminasi. Namun, tafsir teks tersebut seringkali berbeda dan menimbulkan pemahaman yang salah. Misalnya, dalam Al-Quran perempuan diibaratkan sebagai ladang yang harus dijaga dan dirawat. Penafsiran teks ini justru dianggap sebagai legalisasi marital rape yang permisif pada laki-laki untuk dapat meminta hubungan seks pada perempuan semaunya. Ini menunjukan perlunya penafsiran dan pemahaman kembali ayat-ayat yang mengedepankan kesetaraan dan keadilan. Sementara menurut Pdt. Dr. Yusak Tridarmanto, dosen Fakultas Teologi UKDW, ada satu hal yang harus dipahami bahwa Alkitab lahir di dalam masyarakat yang androsentris (sistem social yang didominasi kaum pria), sehingga sangat perlu bagi umat untuk kembali memahami secara kritis konteks dari Alkitab agar tidak lagi ada penafsiran yang bias dan diskriminatif.

            Seksualitas termasuk dalam hal yang diatur dalam kitab suci.  Melihat dari perspektif Islam, salah satu bagian dari iman adalah  menjaga kesehatan reproduksi.  Menurut Khotimatul Husna, selaku  Ketua PW  Fatayat NU DIY, ada  sembilan hal yang perlu dipenuhi terkait HKSR, yaitu:

 (1) hak mencari, menerima dan mengomunikasikan info terkait seksualitas;

(2) menerima pendidikan seksual;

 (3) mendapatkan penghormatan atas integritas tubuhnya;

 (4) memilih pasangan;

(5) memilih untuk aktif seksual atau tidak;

 (6) melakukan hubungan seksual secara konsesual;

(7) menikah secara konsensual;

 (8) memutuskan memiliki anak atau tidak;

(9) memiliki kehidupan seksual yang menyenangkan.

            Hal ini juga tercermin dari ajaran-ajaran Kristen yang memaknai bahwa setiap individu mempunyai independensi terhadap hak seksual mereka. Kehidupan seksual harus mendatangkan berkat bagi setiap individu yang terlibat dan dilakukan dengan prinsip-prinsip penuh kedamaian serta menyejahterakan fisik, akal budi, dan jiwa. Artinya, ini dapat terwujud jika seseorang mengetahui potensi seksual dan menjalankan kehidupan seksual secara sehat dan bertanggung jawab.

            Perjuangan agar isu HKSR tak lagi mendapat resistensi dari umat beragama tentu tidak mudah. Istilah yang digunakan dalam mempromosikan tafsir yang adil dan humanis perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan penolakan. Pengemasan informasi tentang HKSR pun harus dibuat agar mudah dipahami masyarakat. Menurut Pdt. Dr. Yusak Tridarmanto, pemenuhan HKSR juga dapat dilakukan dalam lingkup terkecil, yaitu keluarga. Dialog antara pasangan untuk menentukan kebijakan bersama sangat penting sebagai awal untuk mewujudkan kehidupan seksual dan reproduksi yang sehat. Pun, yang paling penting, literasi agama sangat penting agar HKSR dapat terpenuhi. Pemahaman agama secara esensial sebagai petunjuk hidup dengan tafsir yang mengedepankan kesalingan dan kesetaraan menjadi salah satu kunci agar agama tak lagi menjadi simbol atau sekadar lembaga saja.

            Dalam menjaga kesehatan seksual reproduksi sangatlah penting adapun cara sederhana yang bisa dilakukan  untuk menjaga kesehatan reproduksi :

1. Merawat kebersihan organ intim dengan baik

            Memelihara kebersihan alat kelamin adalah salah satu bentuk komitmen untuk menjaga kesehatan reproduksi. Selain itu, organ intim yang kotor juga dapat meningkatkan risiko penyakit yang dapat mengganggu kerja sistem reproduksi. Menjaga kebersihan organ reproduksi tidak perlu cara-cara yang repot, dengan melakukan cara seperti :

·       -  Selalu membersihkan alat kelamin setelah buang air kecil, serta sebelum dan setelah melakukan hubungan seksual.

·         - Pastikan area organ intim selalu dalam keadaan kering dan tidak lembap.

·        -  Hindari menggunakan sabun wangi, sabun sirih, deodoran, bedak, dan vaginal douche karena dapat menyebabkan kulit kelamin rentan iritasi.

·         - Mengganti celana dalam setiap hari dan pastikan bahan celana yang digunakan mampu menyerap keringat dengan baik.

·         - Bagi pria, pertimbangkan untuk sunat guna menghindari risiko infeksi bakteri di penis.Jika pria tidak disunat, kulit kulup yang tidak diangkat tersebut dapat menjadi tempat berkumpulnya kotoran. Alhasil, kotoran tersebut dapat menumpuk dan menyebabkan infeksi bila terus dibiarkan.

2. Makan makanan sehat

            Cara lain untuk menjaga kesehatan organ reproduksi adalah dengan memperhatikan apa yang masuk ke dalam tubuh. Jika kita terbiasa makan makanan yang sehat dan bergizi tinggi, tubuh akan terasa makin sehat dan bugar. Dan juga akan terhindar dari berbagai penyakit, termasuk penyakit yang menyerang sistem reproduksi. Ditambah lagi, asupan nutrisi yang tepat juga dapat membantu tubuh memproduksi sel sperma dan sel telur yang sehat serta berkualitas. Makanan sehat juga mempersiapkan tubuh wanita untuk menjalani kehamilan tanpa hambatan komplikasi. Menurut laman Harvard Health Publishing, berikut tips memilih makanan yang sehat untuk kesehatan reproduksi Anda:

·        -  Hindari lemak trans

·        -  Makan lebih banyak minyak sayur tak jenuh

·         - Penuhi kebutuhan protein dari sayur, seperti kacang, tahu, serta biji-bijian

·         - Pilih karbohidrat yang kaya akan serat, seperti gandum utuh, sayur, buah, dan kacang

·         - Minum susu murni

·         - Minum multivitamin, seperti asam folat

·        -  Penuhi kebutuhan zat besi, seperti dari bayam, kacang, labu, tomat, dan buah bit

3. Berhubungan seks yang aman

            Berhubungan seks yang aman didefinisikan sebagai segala bentuk tindakan pencegahan untuk melindungi diri dan pasangan dari risiko penyakit menular seksual. Seks yang aman juga bisa diartikan sebagai upaya untuk menghindari kehamilan yang tidak direncanakan. Namun, prinsip melakukan seks yang aman tidak hanya terfokus pada pemakaian kondom saja. Beberapa hal yang merupakan bentuk perilaku seks aman untuk menjaga kesehatan reproduksi, di antaranya:

·         - Menggunakan alat kontrasepsi, seperti kondom, pil KB, atau KB IUD.

·         - Tidak bergonta-ganti pasangan seks.

·         - Menjaga kebersihan organ intim sebelum dan setelah seks.

·         - Cek dan ricek riwayat seksual diri sendiri dan pasangan.

·         - Melakukan tes penyakit kelamin secara berkala.

4. Rajin cek kesehatan reproduksi ke dokter

            Beberapa orang mungkin baru memeriksakan kondisi kesehatan reproduksi ketika sedang merencanakan kehamilan. Padahal, meski sedang tidak berencana hamil, sistem reproduksi tetap harus diperiksa secara rutin guna mencegah berbagai penyakit di kemudian hari yang bisa muncul tanpa gejala. Salah satu contohnya adalah penyakit endometriosis yang menyerang wanita. Jika dibiarkan tanpa pengobatan yang tepat, penyakit ini bisa membuat wanita sulit hamil. Selain itu, penyakit infeksi yang menyerang testis atau penis juga berisiko membuat pria sulit menghamili pasangannya.

            Atas dasar inilah, baik pria maupun wanita sangat dianjurkan untuk rutin memeriksakan kesehatan mereka di klinik, rumah sakit, atau laboratorium kesehatan. Biasanya, pemeriksaan organ reproduksi berfokus pada risiko infeksi, penyakit menular seksual, dan penyakit bawaan yang mungkin diturunkan dari orangtua. Berikut beberapa jenis pemeriksaan kesehatan reproduksi yang paling umum dilakukan:

·         - Pemeriksaan darah lengkap (complete blood count)

·         - Pemeriksaan urin

·         - USG

·         - HSG

·         - Tes penyakit kelamin, seperti tes sifilis dengan uji VDRL

·         - Pap smear

5. Terapkan gaya hidup sehat

            Gaya hidup sehat adalah kunci menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh yang akan ikut memengaruhi kesehatan sistem reproduksi . Itu sebabnya, jika seorang perokok dan peminum alkohol, sebaiknya usahakan untuk menghentikan kedua kebiasaan buruk ini. Memang tidak mudah memang, tetapi tidak mustahil juga bila upaya tersebut diiringi dengan niat dan tekad yang kuat. Cobalah pelan-pelan dengan mengurangi satu gelas miras atau sebatang rokok per hari untuk berhenti merokok. Jika sudah terbiasa, barulah kurangi beberapa batang rokok dan gelas lagi hingga mampu berhenti sama sekali. Bila perlu,bisa meminta dukungan dari orang-orang terdekat seperti keluarga, pasangan, atau sahabat. Selain itu, jangan lupa untuk rutin berolahraga secara teratur agar tubuh tetap bugar setiap hari.

             Olahraga bisa membantu dalam mencapai berat badan ideal dan memperbesar peluang untuk hamil. Begitu pula dengan membiasakan cukup tidur. Tidur adalah cara alami tubuh untuk menjaga kesehatannya sendiri. Jika kurang tidur, dampaknya akan terasa langsung pada kesehatan Anda, termasuk pada kesehatan reproduksi dalam jangka panjang.

Comments

Popular posts from this blog

Mahasiswa BKI dan Dosen IAIN Kudus Laksanakan Trauma Healing di Ds. Ketanjung Kec. Karanganyar Kab. Demak

BKI Berbagi "ABATA TRA" (Ayo Berbagi Takjil & Trauma Healing)

RESUME GUBUK MENTORING