Senang Melihat Orang Susah

Senang Melihat Orang Susah (Schadenfreude)

Oleh Iqvina Magfiroh

Peringatan ! (Membaca tidak full atau mengskip part dapat menyebabkan kesalah fahaman)

            Nah kita pasti pernah tertawa saat melihat teman terpleset, puas mendapati saingan kelas gagal, senang ketika kakak yang jahil dimarahi ibu atau bahkan bahagia mengetahui mantan gagal move on dari kita. Namun kita juga sering menghakimi jika ada orang yang berbuat demikian, dengan ungkapan “ih dasar gak punya hati.” Lalu bagaimana sebenarnya fenomena senang diatas penderitaan orang lain menurut ilmu psikologi? Apakah itu termasuk gangguan jiwa yang membutuhkan psikoterapi ? atau perasaan wajar yang muncul pada siapa saja ?

            Sebelumnya perilaku seseorang umumnya akan dikendalikan oleh lima emosi yaitu kegembiraan, kesedihan, ketakutan, kejijikan, dan kemarahan. Namun ada satu emosi lagi yang sering dialami yaitu schadenfreude rasa senang saat melihat orang lain kesusahan.

Udah pernah dengar kata Schadenfreude?

            Secara Etimologi Schadenfreude berasal dari bahasa Jerman yaitu ‘Schaden’ yang artinya kerugian atau kerusakan  dan ‘Freude’ artinya suka cita. Jadi Schadenfreude yakni rasa senang, gembira, atau puas yang muncul setelah melihat atau mendengar kabar seseorang yang sedang mengalami kesulitan atau kesusahan. Dalam Ilmu psikologi fenomena ini disebut dengan istilah Schadenfreude. Merriam Webster mendefinisikan sebagai “kenikmatan yang diperoleh dari masalah orang lain”. Sedangkan Ortony, Clore, dan Colins mengategorikan schadenfreude sebagai jenis kesenangan yang tidak khas, karena kesenangan dalam schadenfreude lebih mangacu pada situasi orang yang merasa senang ketika orang lain tertimpa kesulitan. Menurut Philippe Rochat, pakar psikologi dari Universitas Emory, Atlanta, Amerika Serikat, schadenfreude adalah emosi luar biasa yang sulit diasimilasi. Schadenfreud adalah kondisi dimana dapat membuat seseorang merasa aneh karena merasa senang ketika mendengar tentang hal-hal buruk yang terjadi pada orang lain.

            Jika pada umumnya ketika ada kabar baik yang menggembirakan dari orang lain, kita pun akan turut merasa bahagia. Begitu juga dengan kabar buruk, pastinya akan timbul rasa sedih. Namun, ekspresi emosi dari schadenfreude berlawanan dengan ekspresi emosi pada umumnya. Sesuai dengan ungkapan yang sering kita dengar, yaitu “menari di atas penderitaan orang lain”. Filsuf Jerman, Arthur Schopenhauer, menyebutkan kalau schadenfreude merupakan emosi terburuk yang mampu dilakukan manusia.

            Kata schadenfreude pertama kali muncul dalam karya penulis roman asal Jerman, Christian Heinrich Spiess, yang berjudul Biographies of Suicides yang terbit pada 1739. Dikutip dari Amazon, Spiess mengisahkan pengalamannya berkunjung ke sebuah desa kecil di mana ia mendapat kisah nyata seorang tahanan pria yang bunuh diri di dalam penjara karena patah hati setelah hubungan cintanya kandas. Spiess kemudian turut mengamati ekspresi wajah orang-orang di desa itu dan menemukan berbagai varian ekspresi mereka, mulai dari yang terkesan ingin tahu hingga marah. Namun juga ada ekspresi lain yang diungkapkan dengan istilah schadenfreude.

Beberapa peneliti beranggapan cara paling baik meneliti emosi ini adalah dalam konteks perbandingan sosial, sehingga mereka cenderung fokus pada interaksi rasa iri dan dengki dengan schadenfreude. Peneliti lain melihat emosi ini dalam sudut pandang keadilan dan kesetaraan, dan apakah si penderita layak mengalami kesusahan atau tidak.

Kenapa bisa timbul Scadenfreude?

            Secara nalar manusiawi schadenfreud ini memang murni ekspresi yang dipunyai oleh setiap individu, jika kita melihat temen yang sedang susah harusnya kita iba, iba ini muncul dari rasa empati dalam nurani. Namun, senang melihat orang susah itu ternyata normal juga.

Lah kok bisa ?

“Jika Seseorang menikmati ketidak beruntungan orang lain, berarti ada sesuatu dalam keberuntungan tersebut yang baik bagi dirinya.” Jelas Seorang dosen Psikologi Universitas Leiden Belanda, Wilco W. van Djik. Artinya apa, lur? Singkatnya, Schadenfreude lahir karena kita senang hal ‘sial’ itu nggak menimpa kita dan justru menimpa orang lain, kayak merasa diri lebih beruntung.

            Dalam Otak kita ada yang namanya senyawa dopamin (penentu emosi, khususnya kebahagian), otak akan lebih cenderung mencari cara supaya segala kondisi lebih mendominankan dopamine daripada senyawa lain.

            Schandefreude ini merupakan respon alamiah manusia, begitu menurut banyak penelitian. Salah satunya dari Department of Psychology Mercer University. Bahkan dikuatkan dengan hasil penelitian dari Simone G. Shamy seorang professor psikologi University of Haifa yang menyebutkan jika anak berusia 2 tahun pun bisa mengalami schandefreude saat diperlakukan tidak adil.

Masih ragu jika senang melihat orang susah itu normal?

            Ada seorang peneliti tentang konsep schandefreude bernama Mina Cikara menerbitkan jurnal Annals of the New York Academy of Lores. Inti isi jurnalnya jelas  “senang melihat orang lain menderita itu normal”. Udah ada penelitiannya tuh.

            Schadenfreude juga bisa hadir dari perasaan insecure dan iri. Karena merasa kurang dari seseorang dan rendah diri, jadi saat kita melihat seseorang sedang susah atau sial kita merasa seperti hal tersebut adalah sebuah kabar gembira bagi kita . Sesuai dengan penelitian di Ursinus College, kecemburuan itu salah satu pelatuk dari munculnya perasaan Scadenfreude, dan juga ada beberapa kondisi yang muncul dan mendorong terjadinya Schadenfreude, yakni:

1.       Schadenfreude muncul sebagai keuntungan pribadi.

Ketika kita sedang disituasi persaingan ujian dengan teman sekelas, dan apabila ada teman yang gagal, secara alami kita merasa senang karena kegagalannya memberi kita keuntungan, karena merasa di peringkat tinggi dari dia. Kegagalan yang teman kita dapatkan justru memberi kita keuntungan.

2.       Schadenfreude muncul karena kemalangan menimpa kepada orang yang layak.

Jika faktor pertama lebih berhubungan dengan kebutuhan pribadi, untuk yang ini lebih layak disebut wajar. Misalnya ketika melihat koruptor dipenjara, timbul perasaan puas dalam diri kita. Karena, kita tahu penjahat harus mendapatkan ganjaran yang sesuai dengan kejahatannya.

3.      Schadenfreude akibat iri hati.

Rasa iri bisa menyebabkan schadenfreude. Memang tidak selalu kelebihan orang membuat kita iri. Namun, saat kita merasa iri terhadap seseorang, situasi ini sangat berpotensi besar sehingga membuat  kita senang melihat orang tersebut tertimpa kesusahan.

Sedangkan menurut Smith terdapat empat aspek schadenfreude, yakni:

1.       Kesenangan Oportunistik (Opportunistic pleasure)

Smith memakai kata oportunistik dan dibarengi dengan kesenangan. Kesenangan oportunistik adalah kesenangan yang diperoleh atas kesengsaraan orang lain yang tidak dilakukan oleh schadenfreu (pelaku schadenfreude) tetapi terjadi karena kesalahan orang itu sendiri. Seperti ketika saingan kamu di kelas mendapatkan nilai yang buruk saat ujian. Kegagalan saingan kamu itu membuat kamu senang dan mendapat keuntungan karena mendapat peringkat diatas nya. Kegagalannya itu terjadi karena kesalahan yang dia perbuat sendiri, yaitu dia kurang mempersiapkan diri untuk ujian.

2.      Emosi Tersembunyi

Menurut Smith aspek ini sering tidak di sadari oleh schadenfreu, karena emosi ini muncul berbarengan dengan rasa bersyukur diri atas keberhasilan ketika orang lain mengalami kegagalan. Kita tahu bahwa bersyukur termasuk emosi positif, karena bersyukur merupakan cara kita untuk berterima kasih atas nikmat yang diberikan oleh tuhan. Namun, bersyukur yang tergolong schadenfreude adalah ketika kamu bersyukur atas kesengsaraan atau pun kemalangan yang didapat orang lain. Misalnya, kamu bersyukur karena teman kamu mendapat nilai yang buruk.

3.      Keberhak-kan dan karma

Kesenangan ini timbul akibat dari kemalangan orang lain yang dianggap sebuah karma atas perbuatannya sehingga orang tersebut memang pantas mendapatkan kemalangan. Seperti saat kamu merasa kalau saingan kamu itu memang pantas mendapat nilai yang buruk karena kesalahan yang dia perbuat sendiri, yaitu dia tidak mempersiapkan diri dengan baik untuk ujian.

4.      Bentuk istirahat (Form of respite)

Ketika orang yang selalu membuat kamu iri mengalami kesulitan dan kamu merasa senang, inilah schadenfreude yang dianggap sebagai bentuk istirahat bagi orang-orang yang hatinya selalu merasa iri hati. Karena schadenfreude membuat hati merasa senang, walaupun kesenangan itu berasal dari kesengsaraan orang lain.

Jadi Iri hati dengan Schadenfreude sama ?

            Iri hati (envy) merupakan sebuah perasaan yang timbul saat merasa tidak senang dan sakit atas superior, prestasi, atau kepunyaan orang lain, ketika dia sendiri ingin mempunyainya (Vecchio). Sedangkan schadenfreude perasaan senang yang muncul karena kesengsaraan yang dialami orang lain dan mendapatkan keuntungan dari kesengsaraan orang lain itu.

            Jika dilihat dari pengertiannya iri hati (envy) dan schadenfreude jelas berbeda. Tetapi, orang yang merasakan perasaan schadenfreude sebelumnya mungkin pernah merasa iri terhadap orang lain. Dan ketika orang yang membuat kamu iri mendapati kesulitan saat itulah muncul perasaan senang yang di sebut juga sebagai perasaan schadenfreude.

            Schadenfreude adalah emosi yang wajar dirasakan manusia, karena hal ini merupakan emosi normal yang sebab musabab nya bisa dijelaskan secara ilmiah sebagaimana dipaparkan sebelumnya. Jadi, kita bisa tahu bahwa hal ini bukanlah gangguan kejiwaan.. Dan kita tidak perlu menghakimi orang lain jahat atau bahkan merasa diri kita paling jahat sedunia ketika sempat senang diatas penderitaan orang. Namun, bukan berarti perasaan ini bisa kita pelihara terus menerus, karena terlalu suka melihat orang susah bisa menunjukan gangguan psikopati lho, nantinya kamu malah menjadi orang jahat yang menghalalkan berbagai cara buat menyakiti orang lain, duh jangan sampai ya.

Apa itu gangguan psikopati?

            Gangguan psikopati merupakan kecenderungan menghalalkan segala cara untuk menyakiti orang lain tanpa merasa menyesal. Loh kok bisa? Terlalu sering atau sangat suka melihat orang lain susah merupakan salah salah satu dari ciri-ciri psikopati.

Jadi gimana dong ?

            Yang pertama bersyukur. Tingkatkan rasa syukur kita supaya kita lebih menghargai apa yang kita miliki dan apa yang sedang kita jalani sehingga tidak banyak iri akan kehidupan orang lain, ketika kita merasa cukup kita justru akan terdorong untuk membantu orang yang kekurangan dan tidak tertekan melihat orang yang lebih mampu.

            Yang kedua, coba kelola jam terbang di sosmed karena sosmed membuat mata kita seakan didepan pintu kehidupan orang lain, kita melihat berbagai hal yang orang miliki dan lakukan, yang sering kali membuat kita iri dan merasa bersaing , hal ini menjadi faktor yang membuat kita senang melihat orang susah.

            Yang ketiga, menumbuhkan rasa empati yang tinggi. Karena dengan memiliki rasa empati tinggi akan membuat kita dapat mengerti perasaan orang lain, sehingga kita bisa menyesuaikan dan bersikap sesuai dengan yang dirasakan orang lain.Mulailahn sayangi dan cintai diri sendiri, kenali segala kelebihan dalam diri dan terima semua kekurangan dirimu. Dengan begitu, kamu tidak akan mudah merasa iri hati kepada orang lain. Jadi batasi, pandai-pandai lah membawa diri , belajar kontrol emosi. 

Nah itu dia sedikit pembahasan seputar “Kamu Kesulitan, Aku Senang”, jadi selama senengnya gak terus terusan ya wajar wajar saja ya.

Comments

Popular posts from this blog

Mahasiswa BKI dan Dosen IAIN Kudus Laksanakan Trauma Healing di Ds. Ketanjung Kec. Karanganyar Kab. Demak

BKI Berbagi "ABATA TRA" (Ayo Berbagi Takjil & Trauma Healing)

RESUME GUBUK MENTORING