Dampak dan Penyebab Broken Home

 


Dampak dan Penyebab Broken Home Pada Anak

Oleh Meila Zahro

Broken home menjadi istilah untuk menggambarkan ketidakharmonisan dalam keluarga. Arti broken home menunjukkan keluarga yang tidak utuh, tidak rukun serta sering terjadi keributan. Karena itulah, ada dampak broken home yang bisa terjadi pada seorang anak. Tidak mudah memang menghadapi kenyataan tentang keluarga yang broken home. Apalagi bagi seorang anak yang bisa menyebabkan dampak bagi kondisi psikologis dan emosional anak. Arti broken home secara bahasa adalah rumah yang rusak. Namun arti broken home juga bermakna keluarga yang tidak utuh. Arti broken home juga kerap dikaitkan dengan adanya perpisahan dalam rumah tangga, artinya antara suami dan istri hidup terpisah karena mengalami perceraian. Karena itulah istilah broken home cukup akrap menggambarkan keadaan rumah yang tidak kondusif, sering terjadi keributan dan pertengkaran.

FAKTOR PENYEBAB BROKEN HOME

1.      Gangguan Komunikasi

Komunikasi dalam keluarga menduduki posisi penting sebagai pembuka jendela informasi yang bisa digunakan menganalisis dan mendeteksi apabila ada gangguan dalam keluarga. Apabila komunikasi ini tidak lancar, maka akan terjadi ketertutupan informasi sehingga banyak terjadi ketakutan, kecurangan dan kebohongan karena keinginan untuk menutup diri. Keluarga normal selalu ingin terjalin komunikasi intensif dan harmonis dengan keluarganya, namun bagi keluarga broken home komunikasi yang terjadi justru bisa menjadi petaka karena tiadak adanya saling pengertian dan kepercayaan komunikasi dalam keluarga bersifat antar pribadi yang menunjukkan kompleksitas hubungannya.

2.      Egosentri

Sikap egosentri orang tua berpengaruh terhadap keutuhan keluarga, selain itu juga berpengaruh pada kepribadian anak. Egosentris merupakan sifat yang mementingkan diri sendiri dan menganggap benar pendapat dan tindakannya sendiri sehingga sulit mengakui kebenaran dari orang lain. Apabila suami istri mempunyai sifat ini dan tidak ada saling pengertian dan saling mengalah maka benih-benih broken home telah ada dan akan semakin membesar suatu saat. Akibat sifat ini, mungkin suatu saat suami istri bertengkar hebat di hadapan anak-anaknya, dimana jelas akan berpengaruh pada kejiwaan anak.

3.      Ekonomi

Ekonomi keluarga jelas memberi pengaruh pada keharmonisan rumah tangga. Kemiskinan merupakan salah satu faktor penyebab broken home karena sering kali percekcokan, pertikaian suami istri diawali dari persoalan ekonomi. Keluarga bisa rusak apabila faktor ekonomi ini tidak dikendalikan, kerusakan itu bisa terjadi pada orang yang kekurangan maupun kelebihan ekonomi, namun kekurangan ekonomi lebih berbahaya dari pada kelebihan ekonomi. Ketiadaan ekonomi (kemiskinan) berhubungan dengan pendidikan seseorang meskipun terjadi secara tidak langsung dan pengangguran juga punya pengaruh signifikan terhadap kemiskinan.

4.      Kesibukan

Sibuk merupakan kata-kata yang paling sering diucapkan ketika tidak bisa menghadiri atau menjumpai situasi tertentu. Kesibukan suami atau istri yang sampai tiap hari pulang larut malam akan mempengaruhi kondisi keluarga. Ujung-ujungnya anak jadi korban karena kurang kedekatan, kasih sayang dan kurang perhatian.  Kurangnya perhatian terhadap suami istri karena kesibukan menjadi dasar munculnya problem komunikasi dalam keluarga.

5.      Rendahnya pemahaman dan pendidikan

Pendidikan seseorang berpengaruh pada pemahaman yang dimiliki, apalagi ketika sudah berkeluarga. Suami atau istri yang berpendidikan rendah cenderung kurang dari sisi pemahaman dan pengertian serta tugas dan kewajiban sebagai suami atau istri. Jadi jelas bahwa pemahaman pendidikan merupakan salah satu faktor yang bisa memicu broken home karena dengan saling pengertian, saling memahami akan terjadi konflik terus-menerus yang bisa berujung pada berakhirnya ikatan dalam rumah tangga.

6.      Gangguan pihak ketiga

Pihak ketiga yang dimaksud adalah orang yang dengan sengaja atau tidak sengaja menjadi penyebab adanya krisis dalam rumah tangga. Krisis ini bisa saja dalan krisis kepercayaan baik dari sisi ekonomi, hubungan personal maupun lainya. Pihak ketiga juga terkadang menyebabkan kecemburuan ehingga muncul krisis kepercayaan bagi suami atau istri. Selain itu, pihak ketiga juga bisa datang dari orang tua yang selalu intervensi terhadap kehidupan anak-anaknya padahal sudah berumah tangga.

DAMPAK BROKEN HOME

Semua orang menginginkan keluarga yang bahagia, namun tidak jarang keluarga yang dalam prosesnya ternyata mengalami permasalahan sehingga terjadi keretakan hubungan dalam keluarga inti. Tentu yang berdampaknya adalah anak-anak yang masih kecil maupun yang sudah dewasa, diantara dampak itu menyebabkan menurunnya prestasi belajar anak. Prestasi belajar anak turun karena orang tuanya tidak lagi memperhatikan perkembangan akademik anaknya.

Dampak lainnya adalah adanya perilaku agresif. Beberapa kasus kekerasan merupakan manifestasi dari perilaku agresif, baik kekerasan secara verbal maupun non-verbal. Perilaku agresif juga disebabkan oleh adanya kecemasan anak. Mengantisipasi kekerasan ini perlu menggunakan pendekatan khusus seperti pendekatan biologis, sosiologis, situasional, dan pendekatan humanis. Namun apapun pendekatan yang digunakan akan gagal apabila akar masalahnya tidak terselesaikan. Perilaku ini muncul sebagai bentuk keinginan anak untuk mendapatkan perhatian dari orang lain karena tidak ia dapatkan di rumah. Selain itu juga karena kurangnya pengawasan dan pembiasaan akhlak yang baik dari orang tuanya. Berdasarkan hasil penelitian juga didapatkan bahwa broken home menyebabkan perilaku yang meyimpang.

Keluarga broken home juga mempunyai dampak pada kenakalan anak, kurangnya bekal ilmu agama bagi anak. Dampak ini bisa terjadi langsung dalam alam bawah sadar si anak. Selain itu broken home juga bisa mengakibatkan keputusan retaknya hubungan orang tua-anak serta kecenderungan bunuh diri.  

Comments

Popular posts from this blog

Mahasiswa BKI dan Dosen IAIN Kudus Laksanakan Trauma Healing di Ds. Ketanjung Kec. Karanganyar Kab. Demak

BKI Berbagi "ABATA TRA" (Ayo Berbagi Takjil & Trauma Healing)

RESUME GUBUK MENTORING