Leader a women
Program Studi Bimbingan Konseling Islam
Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam
Menurut
Kadarusman[1], kepemimpan
(Leadership) dibagi menjadi 3, yaitu:
(1) Self Leadership, (2) Team Leadership, dan (3) Organizational Leadership. Self Leadership yang dimaksud adalah
memimpin diri sendiri agar jangan sampai gagal dalam menjalani hidup. Team Leadership diartikan sebagai
memimpin orang lain, pemimpinnya dikenal sebagai team leader (pemimpin kelompok) yang memahami apa yang menjadi
tanggung jawab kepemimpinannya, menyelami kondisi bawahannya, kesediaannya
dalam meleburkan diri dengan tuntutan dan konsekuensi dari tanggung jawab yang
dipikulnya, serta memiliki komitmen untuk membawa setiap bawahannya mengeksplorasi
kapasitas dirinya hingga menghasilkan prestasi tertinggi. Sedangkan Organizational Leadership dilihat dalam
konteks suatu organisasi yang dipimpin oleh organizational
leader (pemimpin organisasi) yang mampu memahami nafas bisnis perusahaan yang
dipimpinnya, membangun visi dan misi pengembangan bisnisnya, kesediaan untuk
melebur dalam tuntutan dan konsekuensi tanggung jawab sosial, serta komitmen
yang tinggi untuk menjadikan perusahaan yang dipimpinnya sebagai pembawa berkah
bagi komunitas baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional.
Menurut
Crainer ada lebih dari 400 definisi tentang leadership[2].
Dari sekian banyaknya defiisi tentang kepemipinan, ada yang menyebutkan
kepemimpinan merupakan suatu kegiatan untuk memengaruhi orang lain.
Kepemimpinan merupakan suatu proses untuk memengaruhi aktivitas kelompok.
Kepemimpinan merupakan kemampuan memperoleh kesepakatan pada tujuan bersama.
Kepemimpinan adalah suatu upaya untuk mengarahkan orang lain unuk mencapai
tujuan tertentu. Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling memengaruhi
antara pemimpin dan pengikutnya. Walupun cukup sulit menggenalisir, pada
prinsipnya kepemimpinan (leadership) berkenaan dengan seseorang yang
memengaruhi orang lain untuk suatu tujuan.disebut pemimpin.
Ada
tiga nilai penting dalam sebuah kepemimpinan, yaitu (1) seorang pemimpin
haruslah seorang yang visioner, konsisten dan taat mekanisme organisasi, (2)
mengenai kemampuan berpikir abstrak seorang pemimpin, salah satu contohnya
adalah ketika melihat situasi masyarakat yang variatif, pemimpin bisa
menjunjung tinggi asas demokrasi agar bisa mengrgai adanya sebuah perbedaan,
dan (3) keseimbangan emosional yang mana
diperlukan oleh seorang pemimpin untuk dapat turut merasakan keinginan dan
cita-cita anggota kelompok atau organisasi dalam rangka melaksanakan tugas
pemimpin yang sukses.
Pada
era demokrasi ini, pemerintah memberikan ruang aksibilitas yang luas bagi
perempuan untuk menjadi pemimpin di berbagai posisi pengambilan keputusan baik
di pemerintahan maupun kemasyarakatan. Namun hal tersebut belum dimanfaatkan
oleh perempuan secara optimal karena masih adanya kendala psikologi, kultural,
dan politik yang menghambat kemajuan perempuan.
Islam
memandang manusia dengan setara yaitu tidak membeda-bedakannya berdasarkan
kelas sosial (kasta), ras, dan jenis kelamin. Dalam islam, yang membedakan
seseorang dengan yang lain adalah kualitas ketakwaannya, kebaikannya selama
hidup di dunia, dan warisan amal baik yang ditinggalkannya setelah meninggal
(QS. Al-Hujurat: 13), jadi bagaimana dengan kepemimpinan perempuan dalam islam?
Konsep dasar islam yang harus dimaknai bersama adalah Allah menciptakan
manusia, lelaki dan perempuan untuk menjadi pemimpin (QS. al-Baqarah: 30).
Pemimpin di sini memiliki makna dan cakupan yang luas. Ia bisa menjadi pemimpin
pemerintahan, pemimpin Pendidikan, pemimpin keluarga, dan pemimpin untuk diri
sendiri.
Meskipun
ajaran islam tidak membatasi perempuan untuk menjadi pemimpin, namun pemimpin
perempuasn di kalangan umat islam masih sangat terbatas dikarenakan pemahaman
yang salah kaprah tentang ajaran islam dan ego kolektif masyarakat yang
melanggengkang nilai-nilai patriarki. Alam bawah sadar masyarakat patriarki
egonya tabu tunduk di bawah kekuasaan perempuan, karena internalisasi nilai
bawa laki-laki sebagai manusia utama, perempuan hanya sebagai pelengkap.
Karena
itu, penting membentuk sebanyak mungkin pemimpin perempuan, dengan usaha
sebagai berikut, (1) sejak kecil, pola Pendidikan watak kepemimpinan, perempua
atau laki-laki sebaiknya tidak dibeda-bedakan. (2) anak perempuan dan laki-laki
berhak mengakses apa saja sepanjang membuat diri mereka berkembang. (3)
memberikan kebebasan untuk memilih sesuai dengan hati nurani mereka selama
tidak menjurus keburukan. (4) melatih perempuan jatuh bangun dengan pilihannya,
karena dalam proses itu akan muncul pendewasaan hidup dan “otonomi” diri. (5)
menghindari pengerangkengan perempuan dalam sangkar emas atas nama
‘perlindungan’, karena bisa menjebak perempuan menjadi kerdil dan gagap saat
berhadapan dengan realita kehidupan nyata.
Perbedaan
jenis kelamin membedakan gaya kepemimpinan, laki-laki cenderung mempunyai model
kepemimpinan maskulin, sedangkan perempuan cenderung feminim. Menurut Loden (1985), gaya
kepemimpinan maskulin mempunyai ciri-ciri kompetitif, otoritas hirarki, kontrol
tinggi bagi pemimpin, tidak emosional dan analisis dalam mengatasi masalah.
Sedangkan kepemimpinan feminim mempunyai ciri-ciri koperatif, kolaborasi dengan
manajer dan bawahan, kontrol rendah bagi pemimpin dan mengatasi masalah
berdasar intuisi dan empati.namun hal tersebut dapat berubah berdasarkan
lingkungan, budaya, dan kebiasaan.
Jadi,
perempuan memiliki posisi yang sama untuk menjadi pemimpin. Walaupun masih
banyak terhambat karena nilai-nilai patriarki dan kesalahan pemahaman agama
namun tidak mengurangi semangat para wanita yang berjiwa pemimpin. Kepemimpinan
perempuan memiliki gaya tersendiriyaitu gaya feminism, dimana memiliki
ciri-ciri koperatif,
kolaborasi dengan manajer dan bawahan, kontrol rendah bagi pemimpin dan
mengatasi masalah berdasar intuisi dan empati.namun hal tersebut dapat berubah
berdasarkan lingkungan, budaya, dan kebiasaan.
DAFTAR PUSTAKA
Anastasia, Ayu,
dan Edriana Noerdin, Sekar Pireno KS, dkk.. 2015. Panduan Pelatihan Kepemimpinan Perempuan. Jakarta: Women Research
Institute. Cetakan
I.
Kadarushman, D.. 2012. Natural
Intelligence Leadership: Cara Pandang Baru Terhadap Kecerdasan Dan Karakter
Kepemimpinan. Jakarta: Raih Asa Sukses,
Mullins, L. J. 2005. Management And Organisational Behaviour.
England: Pearson Education Limited.
Yudiatmaja,
Fridayana. Jurnal KEPEMIMPINAN: KONSEP,
TEORI DAN KARAKTERNYA. Universitas Pendidikan Ganesha.
Zulida Situmorang, Nina. 2011. GAYA KEPEMIMPINAN PEREMPUAN. Jawa Barat:Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.
mantul mantul
ReplyDeletemantabbbs betulllll